Jumat, 06 Agustus 2010

Teori Komunikasi : Dialektika Relasional (Leslie Baxter dan Barbara Montgomery)

Teori dialektika relasional menggambarkan hidup hubungan sebagai kemajuan dan pergerakan yang konstan. Orang-orang yang terlibat di dalam hubungan terus merasakan dorongan dan tarikan dari keinginan-keinginan yang bertolak belakang di dalam sebuah bagian hidup berhubungan. Pada dasarnya, orang menginginkan baik/maupun (both/and) dan bukannya hanya/atau (either/or) ketika membicarakan dua tujuan yang berlawanan. Ketika orang berkomunikasi di dalam hubungan mereka, mereka berusaha untuk mendamaikan keinginan-keinginan yang saling bertolak belakang ini, tetapi mereka tidak pernah menghapuskan kebutuhan mereka akan kedua bagian yang saling bertolak belakang ini.

Asumsi dalam Teori Dialektika Relasional
1. Hubungan tidak bersifat linier. Asumsi ini berpendapat hubungan manusia terdiri atas fluktuasi yang terjadi antara keinginan0keinginan yang kontradiktif.
2. Hidup berhubungan ditandai dengan adanya perubahan. Proses atau perubahan suatu hubungan merujuk pada pergerakan kuantitatif dan kulaitatif sejalan dengan waktu dan kontraksi-kontraksi yang terjadi, di seputar mana suatu hubungan dikelola (Baxter dan Montgomery, 1996).
3. Kontradiksi merupakan fakta fundamental dalam hidup berhubungan. Kontradiksi atau ketegangan terjadi antara dua hal yang berlawanan tidak pernah hilang dan tidak pernah berhenti menciptakan ketegangan.
4. Komunikasi sangat penting dalam mengelola dan menegosiasikan kontradiksi-kontradiksi dalam hubungan. Dalam perspektif dialektika relasional, actor-aktor sosial memberikan kahidupan melalui praktek-praktek komunikasi mereka kepada kontradiksi-kontradiksi yang mengelola hubungan mereka.

Elemen Dialektika: Membangun Ketegangan
Elemen-elemen dasar dalam perspektif dialektis, yaitu:
TOTALITAS (totality), mengakui adanya saling ketergantungan antara orang-orang dalam sebuah hubungan.
KONTRADIKSI (contradiction), merujuk pada oposisi – dua elemen yang bertentangan.
PERGERAKAN (motion), merujuk pada sifat berproses dan hubungan dan perubahan yang terjadi pada hubungan itu seiring dengan berjalannya waktu.
PRAKSIS (praxis), merujuk pada kapasitas manusia sebagai pembuat pilihan.

Dialektika Relasi Dasar
Dielektika interaksi (interctional dialectics), diantaranya:
1. Otonomi dan keterikatan (autonomy and connections), merujuk pada sebuah ketegangan hubungan yang penting yang menunjukkan keinginan-keinginan kita yang saling berkonflik untuk menjadi dekat maupun jauh.
2. Keterbukaan dan perlindungan (openness and protection), merujuk pada ketegangan dalam berhubungan yang penting yang menunjukkan keinginan-keinginan kita yang saling berkonflik untuk mengatakan rahasia kita dan untuk menyimpannya.
3. Hal yang baru dan hal yang dapat diprediksi (novelty and predictability), merujuk pada ketegangan dalam berhubungan yang penting yang menunjukkan keinginan-keinginan kita yang saling berkonflik untuk memiliki stabilitas dan perubahan.

Dialektika kontekstual (contextual dielectics), diantaranya:
1. Dialektika publik dan privat (publik and private dialectics), merujuk pada ketegangan-ketegangan antara hubungan privat dan kehidupan publik.
2. Dialektika yang nyata dan real (real and ideal dialectcs), merujuk pada ketegangan-ketegangan yang muncul dari perbedaan antara hubungan yang dianggap ideal dengan hubngan yang dijalani.

Melampaui Dialektika Dasar
Ketegangan dialektika dasar yang telah kita bawa mengkarakterisasi banyak hubungan interpersonal, tetapi badan peneliti yang berkembang mulai menemukan ketegangan-ketegangan tambahan dan pertanyaan apakah otonomi-keterikatan, keterbukaan-perlindungan, hal yang baru-hal yang dapat diprediksi menyusupi semua hubungan dalam semua konteks (Braithwaite dan Baxter, 1995).
Respons terhadap Dialektika
Walaupun ketegangan dialektika merupakan hal yang berlangsung terus-menerus, orang melakukan usaha untuk mengelola hal tersebut. Beberapa penelitian (Jameson, 2004), mengamati kesopanan sebagai metode umum untuk mengelola ketegangan dialektis. Baxter (1988) mengidentifikasi empat strategi spesifik untuk tujuan ini, yaitu:
1. Pergantian bersiklus (cyclic alternation), adalah respons untuk menghadapi ketegangan dialektis yang merujuk pada perubahan sejalan dengan waktu.
2. Segmentasi (segmentation), adalah respons untuk menghadapi ketegangan dialektis yang merujuk pada perubahan akibat konteks.
3. Seleksi (selection), adalah respons untuk menghadapi ketegangan dilektis yang merujuk pada pemberian prioritas pada oposisi-oposisi yang ada.
4. Integrasi (integration), adalah respons untuk menghadapi ketegangan dialektis yang merujuk pada membuat sintesis oposisi, hal ini terdiri atas tiga strategi, yaitu:
• Membingkai ulang (reframing), merujuk pada mentransformasi dialektika yang ada dengan cara tertentu sehingga dialektika itu seperti tidak memiliki oposisi.
• Menetralisasi (neutralizing), merujuk pada substrategi dari integrasi; kompromi tehadap dua oposisi.
• Mendiskualifikasi (disqualifying), merujuk pada penetralan dialektika dengan memberikan penetralan dialektika dengan memberikan pengecualian pada beberapa isu dari pola umum

Daftar Pustaka
West, Richard. Pengantar Teori Komunikasi : Teori dan Aplikasi. Jakarta : Salemba Humanika, 2008




Tidak ada komentar:

Posting Komentar