Jumat, 06 Agustus 2010

Teori Komunikasi : Pertukaran Sosial (John Thibaut dan Harold Kelley)

Teori pertukaran sosial didasarkan pad aide bahwa prang memandang hubungan mereka dalam konteks ekonomi mereka menghitung pengorbanan dan membandingkannya dengan penghargaan yang didapatkan dengan meneruskan hubungan itu. Pengorbanan (cost) adalah elemen dari sebuah hubungan yang memiliki nilai negatif bagi seseorang. Sedangkan penghargaan (rewards) adalh elemen-elemen dalam sebuah hubungan yang memiliki nilai positif.
Para teoritikus pertukaran sosial berpendapat bhawa semua orang menilai hubungan mereka dengan melihat pengorbanan dan penghargaan. Sudut pandang pertukaran sosial berpendapat bahwa orang menghitung nilai keseluruhan dari sebuah hubungan dengan mengurangkan pengorbanannya dari penghargaan yang diterima (Monge dan Contractor, 2003). Hubungan yang positif adalah hubungan di mana nilainya merupakan angka positif; penghargaan lebih besar daripada pengorbanan. Hubungan di mana nilainya adalah angka negatif (pengorbanan melebihi penghargaan) cenderung negatif untuk para partisipasinya. Teori pertukaran sosial bahkan melangkah lebih jauh dengan memprediksikan bahwa nilai (worth) dari sebuah hubungan mempengaruhi hasil akhir (outcome) atau apakah orang akan meneruskan suatu hubungan atau mengakhirinya. Hubungan yang positif bisanya dapat bertahan, sedangkan hubungan yang negatif mungkin akan berakhir.

Asumsi Teori Pertukaran Sosial
Asumsi pertukaran sosial mengenai sifat dasar manusia, yaitu:
1. Manusia mencari penghargaan dan menghindari hubungan. Pendekatan ini berasumsi bhawa perilaku orang dimotivasi oleh suatu mekanisme dorongan internal. Ketika orang merasakan dorongan ini, mereka termotivasi untuk menguranginya, dan proses pelaksanaanya merupakan hal yang menyenangkan.
2. Manusia adalah makhluk rasional. Teori ini didasrkan pada pemikiran bahwa didalam batasan-batasan informasi yang tersedia untuknya, manusia akan menghitung pengorbanan dan penghargaan dari sebuah situasi tertentu dan ini akan menentukan perilakunya.
3. Standar yang digunakan manusia untuk mengevaluasi pengorbanan dan penghargaan bervariasi seiring berjalannya waktu dari satu orang ke orang lainnya. Teori menunjukkan bahwa teori ini harus mempertimbangkan adanya keanekaragaman. Tidak ada satu standar yang dapat diterapkan pada semua orang untuk menentukan apa pengorbanan dan apa penghargaan itu.

Asumsi pertukaran sosial mengenai sifat dasar suatu hubungan, yaitu:
1. Hubungan memiliki sifat saling ketergantungan. Ketika seseorang patisipan dalam sebuah hubungan mengambil tindakan, baik partisipan yang satu maupun hubungan mereka secara keseluruhan akan terkena akibat.
2. Kehidupan berhubungan adalah sebuah proses. Dengan pernyataan ini, para peneliti mengakui pentingnya waktu dan perubahan dalam kehidupan suatu hubungan. Secara khusus, waktu mempengaruhi pertukaran karena pengalaman-pengalaman masa lalu menuntun penilaian mengenai penghargaan dan pengorbanan, dan penilaian ini memengaruhi pertukaran-pertukaran selanjutnya.

Evaluasi dari Sebuah Hubungan: Mengapa Kita Bertahan atau Pergi
Salah satu bagian yang paling penting dari teori ini adalah penjelasan mengenai bagaimana orang mengevaluasi hubungan mereka sehubungan dengan mereka akan tetap tinggal di dalam hubungan itu atau meninggalkannya. Evaluasi ini didasrkan pada dua tipe perbandingan; level perbandingan (standar bagi apa yang dianggap seseorang harus ia dapatkan dalam sebuah hubungan) dan level perbandingan alternative (bagaimana orang mengevaluasi suatu hubungan berdasarkan alternatif-alternatif apa yang mereka memiliki dari sebuah hubungan).
Level perbandingan bervariasi diantara individu-individu karena bersifat subjektif. Individu mendasarkan level perbandingan mereka dengan membandingkannya dengan pengalaman di masa lalu. Karena memiliki pengalaman masa lalu yang berbeda pada masing-masing individu dalam jenis yang sama, manusia membangun level perbandingan yang berbeda. Manusia akan bertahan pada hubungan yang dapat memberikan kepuasan (penghargaan lebih besar daripada pengorbanan). Akan tetapi terkadang ada beberapa orang yang meninggalkan hubungan yang memberikan kepuasan dan memilih bertahan pada hubungan yang tidak memuaskan. Hal ini dapat dijelaskan dengan level perbandingan alternative. Hal ini merujuk pada level terendah dari penghargaan dari suatu hubungan yang dapat diterima oleh seseorang saat dihadapkan pada penghargaan yang ada dari hubungan alternative atau sendirian (Roloff, 1981). Dengan kata lain, level perbandingan alternative mengukur bagaimana orang mengevaluasi sebuah hubungan dibandingkan dengan alternative realistis dari hubungan tersebut. Level perbandingan alternative lebih menekankan pengukuran stabilitas hubungan daripada kepuasan dalam hubungan.

Pola Pertukaran: Teori Pertukaran Sosial dalam Praktik
Teori ini mengamati bagaimana orang menyesuaikan perilaku mereka dalam interaksi. Orang berinteraksi karena dituntut tujuan. Orang terlibat didalam urutan perilaku (behavioral sequence), atau serangkaian tindakan yang ditujukan untuk mencapai tujuan mereka. Ketika orang-orang terlibat dalam urut-urutan perilaku ini mereka tergantung hingga batas tertentu pada pasangan mereka dalam hubungan tersebut.
Konsep saling ketergantungan memunculkan konsep kekuasaan (power) sebagai ketergantungan seseorang terhadap yang lain untuk mencapai hasil akhir. Ada dua jenis kekuasaan, yaitu: pengendalian nasib (fate control) adalah kemampuan untuk mempengarugi hasil akhir pasangan, dan pengendalian perilaku (behavioral control) adalah kekuatan untuk menyebabkan perubahan perilaku orang lain dengan merubah perilaku sendiri.
Orang-orang mengembangkan pola-pola perilaku dalam menghadapi perbedaan kekuasaan dan untuk mengatasi pengorbanan yang diasosiasikan dengan penggunaan kekuasaan. Pola-pola ini berupaya memaksimalkan penghargaan dan meminimalkan pengorbanan. Untuk mengilustrasikan pola yang dikembangkan dalam penetrasi sosial dapat menggunakan tiga matriks, yaitu: (1) matriks terkondisi, atau batasan pada pilihan-pilihan anda yang dikarenakan lingkungan dan/atau level keahlian anda. (2) matriks efektif, atau perubahan sikap yang dapat anda lakukan terhadap matriks terkondisi anda dengan mempelajari keahlian baru. (3) matriks disposisional, atau keyakinan yang anda miliki mengenai suatu hubungan. Thibaut dan Kelley berpendapat bahwa jika orang mengetahui jenis posisi yang dimiliki oleh seseorang (matriks disposisional) dan sifat dasar dari situasi dimana dia beroperasi (matriks terkondisi), maka orang akan tahu bagimana memprediksikan transformasi yang akan dilakukan orang itu (matriks efektif) untuk mempengaruhi pertukaran sosial.

Struktur Pertukaran
Pertukaran dapat terjadi dalam beberapa bentuk dalam matriks-matriks. Hal ini termasuk pertukaran langsung, pertukaran tegeneralisasi dan pertukaran produktif. Pertukaran langsung (direct exchange) adalah pertukaran dimana dua orang saling berbalas pengorabanan dan penghargaan. Pertukaran tergeneraisasi (generalized exchange) adalah pertukaran dimana timbale balik terjadi melibatkan jaringan sosial dan tidak terbatas pada dua individu. Pertukaran produktif (productive exchange) adalah pertukaran di mana kedua belah pihak mengalami pengorbanan dan mendapatkan keuntungan secara simultan.

Daftar Pustaka
West, Richard. Pengantar Teori Komunikasi : Teori dan Aplikasi. Jakarta : Salemba Humanika, 2008

1 komentar: